Salah satu sumber krisis moneter utama yang dialami oleh negara kita adalah penggunaan mata uang kertas yang tidak ada harganya, sehingga mudah dijatuhkan. Sebagai contoh, pada tahun 1998 spekulan valuta asing George Soros yang merupakan turunan Yahudi dengan lembaga Quantum Fund-nya berhasil menjatuhkan berbagai mata uang kertas seperti Ringgit Malaysia, Won Korea, Thailand, Indonesia, dan sebagainya. Mata uang rupiah jatuh dari Rp 2.200 per 1 US Dollar menjadi Rp 14.000 per 1 US Dollar hanya dalam tempo beberapa bulan saja.
Selama memakai mata uang kertas, maka Indonesia dan negara-negara Islam lainnya dapat dengan mudah dimainkan nilai mata uangnya oleh para spekulan valas. Dinar yang terbuat dari emas dan Dirham dari perak adalah solusi dari masalah ketidak-stabilan mata uang kertas yang bisa mengakibatkan krisis ekonomi dan kemelaratan.
Sekilas Dinar Dirham
Sauqi. Dinar adalah koin emas 22 karat (91.7%) dengan berat 4,25gram berdiameter 23mm. Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2.975 gram.
Dinar/dirham adalah salah satu alternatif mata uang yang tahan inflasi, tidak seperti mata uang kertas lainnya seperti rupiah. Dinar dapat digunakan sebagai alat tukar untuk melakukan transaksi bisnis, sebagai tabungan/investasi, pembayaran zakat, dan dapat digunakan sebagai mahar/mas kawin untuk menikah.
Pada awalnya, dinar merupakan mata uang Romawi, dirham merupakan mata uang Persia. Penggunaan dinar/dirham diadaptasi oleh kaum muslim di zaman Rasulullah SAW. Kemudian, standar dinar/dirham ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab sehingga menjadi standar sampai saat ini.
Dinar/dirham merupakan mata uang yang tahan terhadap inflasi. Sebagai bukti, pada zaman Rasulullah SAW, harga 1 ekor kambing adalah 1 dinar, sekarang, satu ekor kambing juga berharga sekitar 1 dinar. Harga 1 ekor ayam dahulu 1 dirham, sekarang juga sekitar 1 dirham. Tidak ada perubahan nilai tukar yg cukup berarti pada dinar/dirham. Berbeda apabila kita bandingkan dengan uang kertas misalnya Rupiah. Daya beli rupiah 10 tahun lalu dan sekarang merosot dengan tajam akibat inflasi.
Dinar/dirham dapat digunakan oleh siapa saja. Tidak hanya kaum muslim, non-muslim pun dapat memanfaatkan mata uang ini.(MI)